Selasa, 03 Januari 2017

Model Diskusi Kelas


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Hidup bersama antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk perhubungan dan di dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam hidup manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Proses interaksi itu mungkin terjadi, karena kenyataannya bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat sosial yang besar. Setiap proses interaksi terjadi dalam ikatan situasi, tidak di tempat atau ruang yang hampa.
    Di dalam pendidikan, komunikasi seperti yang di atas disebut interaktif edukatif, ialah interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Interaksi tersebut juga disebut interaksi belajar mengajar, karena di dalam interaksi itu terjadi proses belajar mengajar dan proses mengajar. Dalam interaksi semacam itu terjadi siswa belajar dan guru mengajar, keduanya mencapai tujuan pendidikan. Adapun tugas siswa yaitu belajar mengembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan di dalam dirinya.
    Dalam hal ini siswa membutuhkan situasi kondisi yang memungkinkan serta menunjang berkembangnya potensi tersebut. Untuk kepentingan tersebut peranan guru sangat diperlukan. Tugas seorang guru ialah mengajar, dimana guru harus membimbing anak belajar, dengan menyediakan situasi kondisi yang tepat, agar potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin.
    Realitas di lapangan bahwa guru sebagai pengajar anak didik belum mampu mewujudkan interakasi belajar yang kondusif. Sehingga tujuan anak didik untuk mengembangkan potensi dalam dirinya seoptimal mungkin tidak tercapai. Di antara hambatan yang sering terjadi adalah model pembelajaran yang konservatif dengan menggunakan metode ceramah yang hanya mengutamakan komunikasi satu arah. Terkadang juga guru tidak mampu memecahkan problematika mata pelajaran yang diampunya. Oleh karenanya dibutuhkan model-model pembelajaran alternatif yang mampu mendukung optimalisasi potensi dalam diri anak didik, di antaranya adalah model pembelajaran diskusi.
B.    Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan ada lima pertanyaan yang mendasarinya yaitu:
1.    Apakah yang dimaksud dengan model diskusi kelas?
2.    Apa tujuan pembelajaran diskusi kelas?
3.    Bagaimana implementasi model diskusi kelas?
4.    Apakah kelemahan dan kelebihan model diskusi kelas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengertian diskusi kelas?
2.    Untuk mengetahui tujuan pembelajaran diskusi kelas?
3.    Untuk mengetahui implementasi model diskusi kelas?
4.    Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model diskusi kelas?
D.    Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah metode kajian pustaka dan pencarian melalui internet.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Diskusi Kelas
    Diskusi adalah suatu proses pertemuan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi atau pemecahan masaalah. Diskusi juga diartikan dengan percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertannyaan–pertannyaan problematis, pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat, dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya.
    Diskusi adalah model pembelajaran yang mengharapkan peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan. Tujuan utama pada diskusi ini adalah untuk memecahkan suatu permasaalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu diskusi bukanlah debat yang beradu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Dengan demikian diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik (kelompok-kelompok peserta didik) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau atau menyusun alternatif pemecahan suatu masaalah.
    Sedangkan diskusi kelas merupakan situasi dimana guru dan para siswa, atau antara siswa dengan siswa yang lain berbincang satu sama lain dan berbagai gagasan dan pendapat mereka. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Diskusi kelas (classroom discussion) diskusi yang diselenggarakan dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang menjadi peserta diskusi. Dalam diskusi kelas pada umumnya gurulah yang menentukan tujuan diskusi. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau merumuskan informasi di akhir diskusi. Dengan melaksanakan diskusi maka suasana kelas akan menjadi semakin hidup, setiap anak diharapkan menjadi berpartisipasi secara aktif, mereka diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat, mengajukan usul dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah dari berbagai segi.
Diskusi digunakan oleh seorang guru, apabila guru hendak:
1.    Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.
2.    Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan  kemampuannya masing-masing.
3.    Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai.
4.    Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5.    Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain).
6.    Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
7.    Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
    Diskusi secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan keterlibatan siswa di dalam pelajaran. Diskusi mengandung unsur demokrasi, diskusi juga berguna sekali untuk mengubah perilaku afektif siswa secara konkret, penggunaan diskusi secara terampil memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok. Tujuan diskusi kelas tidak hanya mengasah kemampuan kognitif tingkat dasar melainkan juga kemampuan kognitif tingkat lebih tinggi diantaranya:
1.    Meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran.
2.    Menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa.
3.    Membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
4.     Mencari jalan keluar atau alternatif penyelesaian atas masalah agar siswa mempertimbangkan, mengevaluasi, merancang, menyimpulkan atau merumuskan pokok pikiran atau tindakan.
5.     Membiasakan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
6.    Untuk membiasakan peserta didik yang sulit mendengar pendapat orang lain.

B.    Implementasi Pembelajaran Model Diskusi Kelas
Dalam melaksanakan model diskusi , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a.    Tugas Perencanaan
Rencana yang tepat bagi pelajaran diskusi akan meningkatkan kesempatan untuk terjadinya spontanitas dan fleksibilitas di dalam pelajaran.
1)    Mempertimbangkan tujuan
Memutuskan bahwa diskusi cocok untuk model pembelajaran tertentu merupakan langkah pertama dalam merencanakan sebuah diskusi. Beberapa pertanyaan penting untuk dikemukakan yaitu:
·    Apakah topik itu cocok dengan diskusi ?
·     Siapkah topik itu ?
·    Jenis diskusi apa yang dipilih ?
·    Strategi apa yang digunakan ?
2)    Mempertimbangkan Siswa
Dalam merencanakan sebuah diskusi guru harus memerhatikan kemampuan siswanya, antara lain dalam hal pengetahuan awal siswa masing-masing. Selain memilih cara untuk mendorong partisipasi siswa yang heterogen juga merupakan hal yang harus diperhatikan.
3)    Memilih Pendekatan
a)    Pertukaran Resitasi
Salah satu penggunaan resitasi adalah bila guru meminta siswa untuk mendengarkan  atau membaca informasi suatu topik tertentu. Tahapan tanya jawab singkat atau resitasi yang meliputi materi tugas akan bermanfaat untuk memeriksa pemahaman siswa dan memotivasi belajar siswa.
Sesi tanya jawab singkat (diskusi resitasi) tentang bahan bacaan yang telah ditetapkan atau sesi ceramah dapat menjadi sarana bagi guru untuk memeriksa pemahaman siswa.
b)    Diskusi berdasarkan Masalah
Pada pendekatan ini guru mendorong para siswa mengajukan pertanyaan , menggeneralisasi data empiris dan merumuskan teori dan hipotesis untuk menjelaskan situasdi yang masih tanda tanya.
c)    Diskusi berdasarkan Saling berbagi Pendapat
Diskusi ini membantu siswa membentuk dan mengekspresikan pikiran dan pendapat secara bebas. Melalui dialog berbagi pengalaman dan diskusi tentang makna pengalaman, gagasan akan meningkat dan berkembang serta akan muncul pertanyaan-pertanyaan pada pelajaran selanjutnya.
b.    Memilih Strategi Diskusi
a)    Berpikir-Berpasangan- Berbagi (Think-Pair-Share)
Terdapat tiga tahap dalam teknik ini yaitu:
·    Berpikir, guru mengajukan pertanyaan/ permasalahan dan memberi kesempatan berpikir sebelum  siswa menjawab permasalahan yang diajukan.
·    Berpasangan, guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab permasalahan.
·    Berbagi, guru meminta siswa secara berpasangan menyampaikan jawaban permasalahan pada yang lain.
Think – pair – share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Dari.
b)    Kelompok Aktif (Buzz Group)
Diskusi bentuk ini  merupakan diskusi yang tujuannya untuk memperoleh hasil pembahasan yang cepat mengenai masalah tertentu dengan cara membahas dari berbagai  sudut pandang. Dalam kelompok aktif, guru meminta siswa membentuk kelompok-kelompok yang terdiri atas 3-6 siswa untuk mendiskusikan tentang ide siswa pada materi pelajaran. Setiap kelompok menetapkan seorang anggota untuk mendaftar semua gagasan yang muncul dalam kelompok. Selanjutnya guru meminta setiap kelompok aktif menyampaikan hasil diskusi kelompok pada kelas.
c)    Bola Pantai (Beach Ball)
Guru memberi bola kepada salah seorang untuk memulai diskusi dengan pengertian bahwa, hanya siswa yang memegang bola boleh bicara. Siswa lain mengangkat tangan agar mendapat bola jika ingin mendapat giliran berbicara.
c.    Membuat Perencanaan
Guru harus merencanakan pelaksanaan pembelajaran diskusi sebagai berikut:
·    Menetapkan tujuan pembelajaran khusus.
·    Menetapkan garis besar isi pelajaran yang ditargetkan.
·    Memikirkan dengan baik fokus pernyataan, mendeskripsikan konsep-konsep yang membingungkan dan mendaftar pertanyaan-pertanyaan.
·     Pendekatan dan teknik diskusi yang akan digunakan
·    Menggali hubungan konseptual yang penting (analisis tugas, analisis materi, peta konsep)
·    Membuat daftar kata-kata kunci
·    Menggunakan ruang belajar yang tepat, bentuk U digunakan oleh guru untuk keterampilan diskusi yang tidak jalan atau  terdapat permasalahan pengelolaan perilaku siswa dan bentuk lingkaran digunakan guru untuk memperkecil jarak emosional dan fisik di antara peserta diskusi dan memperbanyak kesempatan siswa untuk saling bertukar pendapat secara bebas dengan yang lain.
d.    Tugas Intaraktif
Diskusi akan berhasil dengan baik memerlukan beberapa anggota yang agak berpengalaman dalam keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi di antara anggota dari guru dan siswa. Juga diperlukan aturan yang mendukung pertukaran pendapat secara terbuka dan saling memberi perhatian. Sebagai pemimpin diskusi guru seharusnya secara jelas memfokuskan diskusi, mengendalikan siswa tetap pada jalannya diskusi, mendorong partisipasi siswa dengan mendengarkan seluruh gagasan dan pandangan siswa dan membantu siswa memncatat hal-hal penting dalam diskusi.
1.    Menetapkan aturan diskusi
Guru menjelaskan tujuan diskusi dan membantu siswa untuk berpartisipasi. Guru seharusnya mengajukan pertanyaan khusus, memberikan masalah yang sesuai atau menyajikan situasi yang menjadi tanda tanya yang terkait dengan topik. Disamping pengetahuan awal dan pengalaman yang dimiliki siswa sebelumnya juga dapat menunjukkan minat siswa untuk memulai diskusi
2.    Melaksanakan diskusi
Mencatat hal-hal penting dalam diskusi, mendengarkan gagasan siswa dan mengkhiri diskusi. Salah satu cara yang paling umum untuk menutup diskusi adalah guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan gagasan utama dan mengaitkan dengan topik permasalahan.
3.    Mengulas diskusi, Mengulas Jalannya diskusi
Langkah-langkah guna menyelesaikan diskusi:

Tahapan    Kegiatan Guru      
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan mengatur setting    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi.      
Tahap 2
Mengarahkan diskusi    Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan- aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan  atau menyampaikan isu diskusi.      
Tahap 3
Menyelanggarakan Diskusi    Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.      
Tahapan 4
Mengakhiri diskusi
    Guru menutup diskusi dengan merangkum atau atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.       
Tahapan 5
Melakukan Tanya Jawab    Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berpikir siswa.   

4.    Lingkungan  Belajar dan Sistem Pengelolaan
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan yang menyangkut diskusi sangat penting. Lingkungan untuk pelaksanaan diskusi di tandai dengan proses keterbukaan dan peran aktif siswa. Lingkungan juga memerlukan perhatian untuk menggunakan bentuk ruangan diskusi. Guru dapat mengatur tempat duduk yang bervariasi dan memusatkan perhatian untuk diskusi tertentu, tergantung pada kondisi kelas dan tujuan belajar.
5.    Assesmen dan Evaluasi
Seperti pendekatan-pendekatan pengajaran lainnya ada tugas assesmen dan evaluasi yang harus dilakukan oleh guru setelah diskusi. Salah satunya adalah mempertimbangkan bagaimana sebuah diskusi seharusnya ditindaklanjuti di pelajaran berikutnya dan tugas lainnya adalah memberi nilai. Memberi nilai pada diskusi kelas ada dua cara yang dilakukan oleh guru yaitu:
·    Memberikan poin bonus kepada siswa yang secara konsisten tampak siap diskusi dan yang memberikan kontribusi-kontribusi signifikan, bila ini digunakan, hal ini perlu didiskusikan dengan seluruh kelas dan kesempatan perlu diberikan untuk memungkinkan semua siswa memiliki akses yang sama ke bonus poin yang tersedia.
·    Menggunakan diskusi sebagai batu loncatan untuk tugas menulis reflektif. Nilai dalam hal ini tidak diberikan untuk partisipasi dalam diskusi, tetapi pada kemampuan siswa untuk merefleksikan diskusi itu dan menulis apa makna diskusi baginya.
C.     Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Diskusi
Setiap jenis pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dan mempunyai keuntungan dan kelemahan. Demikian juga dengan model pembelajaran diskusi kelas.
Kelebihan Model Diskusi Kelas:
a.    Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.
b.    Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
c.    Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
d.    Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
e.    Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
Kekurangan Model Diskusi Kelas:
a.    Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.
b.    Suatu diskusi memerlukan ketermpilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
c.    Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol.
d.    Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.
e.    Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
f.    Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pendapat, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.
g.    Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan memengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Diskusi kelas sebagai salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah atau sekolah. Sebagai sebuah model pembelajaran, tentu saja model diskusi kelas tidak bisa lepas dari kelebihan dan kekurangan. Tugas setiap setiap pendidik untuk bisa dan secara cerdas menguasai dan menggunakan model-model pembelajaran yang relevan dengan tingkat kesiapan belajar para peserta didiknya.
Model pembelajaran diskusi merupakan cara efektif untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kreatifitas siswa dalam menerima materi. Ketajaman analisis dan kepandaian menggunakan konsep akan terlihat ketika proses diskusi berlangsung. Siswa dapat berperan aktif dan interaktif dalam pembelajaran untuk menginternalisasikan pengetahuannya dan guru berperan sebagai partner yang memberikan gagasan bagi siswa ketika dialektika diskusi tidak maksimal. Guru membiarkan siswa mengeluarkan pendapat dan akan membantu ketika terjadi kesulitan dalam pemecahan masalah dan proses diskusi.
Diskusi sangat efektif untuk mengembangkan proses berpikir siswa, memupuk mental, mengembangkan sikap diri, dan proses mempertahankan motivasi belajar tingkat tinggi. Di dalam konsep diskusi, setiap elemen memiliki kesempatan yang sama untuk berpendapat dan memberikan komentar atas apa yang didiskusikan.


DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.
Arend, Richard. Learning To Each, Newyork: Mc. Graw Hill Companies, 2007.
Hendrikus, P. Dori Wuwur, Retorika : Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi,Yogyakarta : Kanisius, 1991.
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektifitas Di Abad Global, Tt, UIN-Maliki Press, 2011.
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Ciputat: Quantum Teaching, 2005.
Sagala, Syaiful ,Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfaveta, 2009.
Setyawan, Sigit, Nyalakan Kelasmu : 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Grasindo, 2013.
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Sumantri Mohammad Syarif, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktek Di Tingkat Pendidikan Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, Jakarta: kencana prenada media group,2010.
W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, diterj. Amirul Hadi dkk, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar